Apakah manusia mempunyai jiwa? Apa itu Jiwa? Apa jiwa manusia dalam Ortodoksi dan dari sudut pandang ilmiah? Apa yang ada dalam jiwa seseorang.

Menurut hampir semua agama populer, jiwa manusia ada dan dapat menuju akhirat setelah kematian tubuh fisik atau terlahir kembali di Bumi. Ilmu pengetahuan resmi memiliki jawabannya sendiri untuk pertanyaan ini.

Di dalam artikel:

Di manakah letak jiwa seseorang?

Orang-orang selalu tertarik pada segala sesuatu yang tidak teridentifikasi dan tersembunyi dari pandangan. Dengan demikian, jiwa yang tidak terlihat dan tidak berwujud menjadi objek perdebatan dan penelitian. Jika Anda mempercayai beberapa denominasi agama, maka seseorang memiliki jiwa, dan setelah tubuh mati, .

Sejak lama, banyak penelitian telah dilakukan dan banyak karya telah diciptakan, yang dengannya orang-orang mencoba menggambarkan sifat-sifat jiwa manusia.

Murid Democritus (Galen) mengamati tubuh manusia pada saat kematian dan sampai pada kesimpulan bahwa jiwa adalah zat tertentu yang terletak di dalam aliran darah. Akibatnya seseorang meninggal, kehilangan darah, dan bersamaan dengan itu jiwa meninggalkan cangkang fisiknya (apa yang terjadi jika tidak ada kehilangan darah tidak jelas).

Orang Mesir kuno percaya bahwa tubuh adalah rumah bagi jiwa, yang hanya dapat hidup jika tubuh dipelihara selamanya. Oleh karena itu, jenazah korban dimumikan.

Pernyataan menarik disampaikan oleh Stuart Hameroff, seorang profesor anestesiologi dan psikologi di Universitas Arizona. Ia percaya bahwa jiwa adalah segumpal materi kuantum, yang disimpan dalam neuron dalam bentuk terkonsentrasi. Setelah tubuh manusia mati, energi dilepaskan dan bergabung dengan medan informasi absolut.

Usia jiwa

Mereka yang percaya pada reinkarnasi mempunyai banyak teori mengenai berapa lamanya masa hidup di Bumi. Dalam hal ini, tidak mungkin memberikan jawaban spesifik atas pertanyaan apakah jiwa memiliki usia.

Agama berusaha menjawab pertanyaan ini, namun sejauh ini kita dihadapkan pada jawaban yang samar-samar dan banyak inkonsistensi. Jadi, umat Buddha melihat jiwa sebagai bagian dari mekanisme rantai reinkarnasi yang tidak terputus, sementara umat Kristen berpendapat bahwa jiwa itu abadi dan setelah kematian cangkang fisiknya, ia pasti berakhir di Neraka atau Surga. Dalam hal ini, dia hanya memiliki satu kehidupan.

Namun, tidak jelas bagaimana menjelaskan kemampuan penghipnotis untuk membuat orang kesurupan, di mana orang mulai melihat apa yang disebut “kehidupan lampau”. Karena semua kontradiksi ini, sangat sulit memberikan jawaban yang jelas.

21 gram - berat jiwa

Dr Duncan McDougall

Seringkali Anda menemukan berita utama yang keras: “Para ilmuwan telah membuktikan keberadaan jiwa.” Salah satu yang mencoba mencari tahu jawaban atas pertanyaan ini dan berhasil adalah Dr. Duncan McDougall. Pada tahun 1960, ia melakukan serangkaian tes di sebuah rumah sakit.

Dokter menempatkan orang yang sudah sekarat itu di tempat tidur gantung khusus yang berfungsi seperti timbangan. Ilmuwan menimbang tubuh sebelum dan segera setelah kematian. Sebanyak 6 orang mengambil bagian dalam percobaan. Rata-rata setelah kematian, berat badan turun 20-22 gram. Setelah itu, banyak yang percaya bahwa berat jiwa manusia sekitar 21 gram.

Namun pada tahun 2001, Dr. Eugenius Kugis dari Akademi Ilmu Pengetahuan Lituania sepenuhnya membantah hasil tes sebelumnya, menjelaskan penurunan berat badan seperti hilangnya cairan melalui pernapasan. Pada gilirannya, dokter melakukan tes khusus sendiri.

Di Swiss, di salah satu institusi kesehatan, orang yang mengaku bermimpi setiap hari ditawari untuk tidur di ranjang berskala khusus. Total ada 23 orang yang diuji.

Pada saat pasien memasuki fase tidur nyenyak, sensor mencatat penurunan berat badan sebesar 3-7 g. Hasilnya, ilmuwan menyatakan bahwa berat jiwa manusia rata-rata 5 gram. Ilmu pengetahuan resmi tidak dapat menjelaskan hasil seperti itu.

Pendapat para ilmuwan dalam negeri tentang keberadaan jiwa

Tentu saja, sebagian besar peneliti skeptis, dan kehadiran “sesuatu” supernatural tersebut menimbulkan banyak kontroversi. Ada ilmuwan yang tidak percaya akan keberadaannya, sementara yang lain berusaha dengan segala cara untuk membuktikan bahwa itu nyata.

Oleh karena itu, Pavel Goskov dari Barnaul mencoba membuktikan bahwa, seperti sidik jari yang unik, setiap individu memiliki jiwa yang unik. Eksperimennya cukup sederhana.

Sebuah wadah berisi air murni ditempatkan di sebelah setiap subjek selama 10 menit. Setelah itu, struktur cairan dipelajari. Selama percobaan, terbukti bahwa terjadi perubahan, dan setiap orang membubuhkan jejaknya masing-masing pada struktur air.

Para ilmuwan telah membuktikan bahwa perubahan pasti terjadi; untuk setiap subjek uji, air berubah dengan caranya sendiri, sedangkan strukturnya berulang pada orang yang sama. Para ilmuwan menyebut metode ini “perwujudan jiwa”. Dalam hal ini, air adalah semacam jaring, yang dengannya Goskov menangkap manifestasi jiwa manusia.

Ada beberapa upaya lagi yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam negeri untuk mengkonfirmasi keyakinan mereka pada jiwa yang tidak berkematian. Pada tahun 1949, Semyon Kirlian dan istrinya memperhatikan bahwa organ tubuh manusia bersinar luar biasa dalam medan elektromagnetik. Pengikut Kirlian memutuskan untuk menguji orang mati sebagai percobaan.

Hasil bagi mereka sungguh menakjubkan. Selama 3 hari pertama setelah kematian, cahaya dari kematian meningkat atau menurun tajam. Terlebih lagi, fluktuasi tersebut lebih terlihat pada mereka yang melakukan bunuh diri. Penganut “efek Kirlian” sangat yakin bahwa dengan cara ini mereka membuktikan realitas jiwa.

Berbagai ajaran spiritual berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki esensi abadi - jiwa. Ketika tubuh kita mati, jiwa pergi ke alam baka atau berpindah ke inkarnasi fisik berikutnya. Hal ini diperkuat dengan cerita orang-orang yang mengalami kematian klinis. Saya ingin tahu apakah ada fakta ilmiah murni yang mendukung teori ini?

Apakah kesadaran berada di luar otak?

Secara umum diterima bahwa proses berpikir terjadi di otak kita. Dalam hal ini, kematian atau kerusakan otak seharusnya menyebabkan kehancuran kesadaran, dan karenanya kematian jiwa. Namun di saat yang sama, banyak fakta yang meragukan pernyataan tersebut.

Hipotesis pertama bahwa otak hanyalah “penerima” pikiran diungkapkan oleh peraih Nobel John Eccles. Ahli neurofisiologi Rusia terkenal Natalya Bekhtereva percaya bahwa teori otak yang diterima secara umum tidak mampu menjelaskan bagaimana, misalnya, proses kreatif terjadi. Penelitian yang dilakukan di Institut Otak St. Petersburg menunjukkan bahwa organ ini hanya mampu menghasilkan pemikiran mengenai tindakan paling sederhana dan paling umum yang kita lakukan setiap hari... Selain itu, ada fakta yang diketahui ketika tomografi mencatat aktivitas otak pada pasien yang berada dalam keadaan koma atau trans hipnosis.

Contoh yang mengejutkan

Kembali pada tahun 20-an abad yang lalu, ahli biologi Karl Lashley menemukan bahwa refleks terkondisi pada tikus tidak hilang setelah berbagai bagian otak dihilangkan. Ada banyak kasus di mana orang dengan kerusakan otak tetap mempertahankan kemampuan mentalnya secara penuh.

Jadi, Carlos Rodriguez dari Amerika hidup tanpa lobus frontal otak, yaitu ia kehilangan sebanyak 60 persen organ ini. Dr Robinson dari Akademi Ilmu Pengetahuan Paris menggambarkan sebuah kasus di mana seorang pria meninggal pada usia sekitar 60 tahun dan meninggal sebulan setelah menerima cedera kepala. Selama otopsi, ternyata alih-alih otak dia hanya punya cangkang tipis materi otak... Meskipun demikian, hingga cederanya, pria tersebut menjalani kehidupan yang sepenuhnya normal.

Ilmuwan Jerman Hufland mengalami kejadian serupa. Di tengkorak seorang pasien yang meninggal tak lama setelah lumpuh, alih-alih di otak, 300 gram cairan melayang. Namun, sebelum kelumpuhan, fungsi pasien cukup normal...

Pada tahun 1976, pada usia 55 tahun, pembuat jam tangan terkenal Belanda Jan Geerling meninggal. Tengkoraknya juga berisi cairan, bukan otak...

Salah satu kasus terbaru tercatat di Sheffield (Skotlandia). Hasil rontgen menunjukkan bahwa siswa yang IQ-nya 126, di atas rata-rata, sama sekali tidak memiliki otak... Sekalipun kita berasumsi bahwa bagian otak yang sehat mampu mengambil alih fungsi bagian otak yang rusak, bagaimana air bisa? di dalam tengkorak menggantikan otak? Atau hanya kekosongan?

Sebaliknya, seseorang dapat percaya bahwa ada suatu entitas non-materi, termasuk kesadaran, yang untuk sementara “menghuni” kita. Dan tubuh hanyalah cangkang di mana jiwa berfungsi.

Efek hantu

Orang yang anggota tubuhnya diamputasi seringkali merasakan apa yang disebut dengan phantom pain - lengan atau kaki yang hilang terasa nyeri atau gatal, sehingga terkadang menimbulkan penderitaan yang tak tertahankan... Tampaknya “aura” bagian tubuh yang hilang itu tetap ada, dan menyebabkan hal serupa. sensasi.

Ada sebuah foto terkenal yang memperlihatkan sebatang pohon yang kehilangan sebagian batang dan tajuknya setelah disambar petir. Namun dalam foto yang diambil dengan radiasi khusus, pohon tersebut terlihat utuh: cabang, batang, bahkan dedaunan yang hilang terlihat jelas. Karena “aura” pohon, “jiwanya”, telah terpelihara...

Penerima untuk jiwa

Tapi mengapa jiwa membutuhkan tubuh? Menurut sebagian besar agama, jiwa tidak muncul pada saat pembuahan, tetapi kemudian, ketika embrio mengembangkan otak. “Otak manusia dalam hal ini adalah semacam penerima yang menerima informasi dari jiwa-kesadaran-kepribadian,” kata Ruslan Madatov, Doktor Ilmu Sejarah, guru di Departemen Studi Agama di salah satu universitas Praha tidak ada gunanya bahwa neuron otak sangat mirip dengan perangkat transceiver, bahkan dalam penampilan! Ahli biologi mana pun yang akrab dengan sirkuit listrik fisik akan memberi tahu Anda hal ini." Mungkin saja proses “terbalik” juga bisa terjadi, ketika dengan bantuan otak kita memancarkan informasi ke ruang sekitar. Inilah tepatnya yang dapat menjelaskan fenomena “parasaintifik” seperti telepati atau kewaskitaan.

Semua ini berarti bahwa otak dapat dipengaruhi dari luar dengan mengaktifkan sel-selnya, misalnya untuk tujuan terapeutik dengan menggunakan stimulasi elektromagnetik. Meskipun kita masih jauh dari memahami mekanisme interaksi antara jiwa dan tubuh. Dan apakah ilmu pengetahuan resmi mampu menjelaskan hal ini saat ini?

Di manakah letak jiwa seseorang? Semua orang memikirkan pertanyaan ini cepat atau lambat. Beberapa orang dengan keras menyangkal keberadaannya, sementara yang lain menganggap manusia sebagai pembawa jiwa yang terbungkus dalam cangkang fana. Tentu saja pertanyaannya rumit, karena substansi yang kita bahas tidak kasat mata, sehingga sulit dipelajari secara ilmiah. Namun, pikiran yang ingin tahu tidak menyerah. Mari kita coba beralih ke fakta yang terverifikasi.

Penimbangan sederhana

Setiap saat, para ilmuwan telah mencoba menjawab pertanyaan di mana letak jiwa seseorang dengan berbagai cara. Dokter yang berpengalaman mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kehadirannya pada manusia. Benar, ada seorang dokter yang ingin membantah rekan-rekannya. Dan lakukan ini dengan menimbang secara teratur. Pengalaman Duncan McDougall menunjukkan bahwa berat badan orang sebelum kematian dan segera setelahnya berbeda. Dokter bahkan mengungkapkan perbedaan beratnya - 21 gram. Hal ini disebabkan oleh zat yang terbang menjauh dari tubuh. Dokter memutuskan bahwa dia berhasil mengetahui berapa berat jiwa tersebut. Namun, peneliti lain mengecewakannya. Mereka segera menemukan penjelasan logis atas fenomena yang tidak biasa ini: berat badan dipengaruhi oleh dehidrasi setelah kematian. Jadi gram yang hilang bukanlah zat spiritual sama sekali, melainkan uap air biasa.

Peristiwa mistis

Eksperimen Duncan McDougall menginspirasi ilmuwan lain untuk mencari tempat di mana jiwa seseorang berada. Namun para peneliti yang tidak memihak selalu terhambat oleh mistisisme. Misalnya, pada tahun 1960-an, sebuah kisah menakjubkan terjadi di kota Pushkino. Seorang pekerja sedang bekerja di pemakaman yang akan mendirikan batu nisan marmer di kuburan. Sore harinya dia kembali ke halaman gereja untuk memastikan lempengan batu itu tidak tersangkut di antara pagar. Yang mengejutkannya, uap mengepul dari kuburan yang diinginkan. Ada kesan almarhum sedang merokok. Keesokan paginya, kerabat yang prihatin tiba di lokasi pemakaman. Saat itu hari keempat puluh, dan semua orang bersiap untuk sesuatu yang tidak biasa. Pendeta yang diundang menafsirkan fenomena yang diamati dengan caranya sendiri. Dia mengatakan bahwa pada hari keempat puluh jiwa meninggalkan dunia kita. Kemungkinan besar, ada beberapa hal yang membuatnya tetap bertahan, dan dia meminta bantuan. Istri almarhum teringat bahwa ia tidak sempat menggali ruang bawah tanah ibunya di desa yang jauh. Wanita itu bersumpah di atas kubur bahwa dia pasti akan memenuhi janjinya. Uapnya langsung berhenti keluar. Orang-orang di sekitar tercengang. Ada perasaan bahwa almarhum mendengarnya. Peristiwa seperti ini sangat membingungkan para ilmuwan. Apa yang harus dilakukan dengan keterangan saksi mata yang bertentangan dengan nalar dan logika?

Keajaiban Medan Elektromagnetik

Namun pendekatan empiris juga membuahkan hasil. Bahkan di Uni Soviet, eksperimen serupa dilakukan. Pada tahun 1949, ilmuwan Semyon Kirlian membuat penemuan luar biasa. Ia mampu membuktikan bahwa organ tubuh manusia bersinar jika ditempatkan dalam medan elektromagnetik. Fakta ini baru terungkap ke publik 15 tahun kemudian. Para penggemar segera mulai memotret orang mati. Hasilnya, orang-orang belajar hal-hal menakjubkan. Ternyata dalam tiga hari energi internal orang yang meninggal akan aktif atau berkurang. Selain itu, dalam kasus bunuh diri, proses ini terjadi dengan amplitudo yang lebih besar. Pengikut Kirilian percaya bahwa mereka dapat menentukan di mana letak jiwa seseorang yang hidup. Namun sejauh ini mereka belum mampu melakukan hal tersebut.

Memudar perlahan

Petersburg, mereka telah lama bekerja untuk mempelajarinya. Awalnya, perangkat tersebut seharusnya mendiagnosis kondisi organ dalam dan sistem organisme yang berfungsi. Para ilmuwan telah menemukan bahwa pancaran medan energi berubah tergantung pada kondisi pasien. Bentuk, warna, intensitas, dll. Bervariasi. Upaya untuk menghitung pola matematis redaman medan energi manusia membuahkan hasil yang tidak terduga. Ternyata tubuh bersinar beberapa saat setelah kematian. Ini bisa bertahan hingga tiga hari. Selain itu, kematian alami disertai dengan pelemahan bertahap selama dua hari, kematian mendadak disertai kilatan cahaya dan penurunan tajam, dan bunuh diri disertai dengan perubahan intensitas secara tiba-tiba, yang tidak stabil seiring berjalannya waktu. Para ilmuwan telah sampai pada kesimpulan bahwa manusia memiliki “kerangka informasi” tertentu. Kemungkinan besar di sinilah tepatnya tempat jiwa manusia berada.

Wadah Jiwa

Tidak ada yang tahu di mana jiwa berada. Semakin banyak orang berasumsi. Di mana letaknya? Di jantung, dada, otak atau organ manusia lainnya? Sejak zaman kuno, pertanyaan ini telah mengkhawatirkan pikiran yang ingin tahu. Orang Slavia mencari zat tak kasat mata di paru-paru atau ulu hati. Tak heran jika disebut “jiwa”, yang mirip dengan kata “bernafas”. Hidup terus berlanjut selama seseorang menyerap udara. Artinya, hal yang paling berharga ada di dada kita. Selain itu, pokok pembicaraan kami dianggap sebagai bagian yang independen. Misalnya, ketika ketakutan, orang-orang Slavia berkata bahwa “jiwa mereka telah tenggelam”. Orang Cina menganggap pikiran sebagai tempat tinggal roh, dan orang Babilonia kuno menganggap telinga sebagai tempat tinggal roh. Ada banyak pilihan, mari kita coba melihat beberapa di antaranya.

Bagian dari otak

Pada abad ke-17, teori ilmiah pertama dikemukakan tentang di mana jiwa berada. Filsuf dan matematikawan besar Rene Descartes menyebutnya kelenjar pineal. Ini adalah satu-satunya bagian otak yang tidak berpasangan di kepala kita. Menariknya, pada anak di bawah enam tahun, bentuknya seperti bola mata dengan lensa di dalamnya. Setelah dipelajari dengan cermat, Anda dapat menemukan elemen yang mirip dengan fotoreseptor dan sel saraf. Namun, semakin tua seseorang, semakin banyak bagian otaknya yang mengalami atrofi.

Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa orang mempertahankan kelenjar pineal dalam bentuk aslinya bahkan hingga dewasa. Orang-orang seperti ini disebut paranormal. Mereka memiliki intuisi yang sangat berkembang, mereka melihat apa yang tersembunyi dari orang lain. Jadi apakah ini berarti jiwa manusia tinggal di kepala? Para peneliti dari sebagian negara telah mengkonfirmasi teori ini. Mereka melakukan ensefalogram pada orang yang sakit parah dan menemukan bahwa kematian menyebabkan aktivitas di otak yang mirip dengan ledakan dahsyat. Impuls listrik keluar dari skalanya, yang berarti sejumlah besar energi meninggalkan tubuh. Mungkinkah ini menandakan bahwa roh meninggalkan tubuh fana?

Hati dan jiwa

Mustahil membayangkan seseorang tanpa hati. Para ilmuwan telah menemukan bahwa sel-sel fisik organ vital ini baru hancur pada hari keempat puluh. Dan seperti yang kita ketahui bersama, di banyak agama diyakini bahwa jiwa terbang ke dunia lain hanya pada hari ke-40. Jadi mungkin fakta ini sangat menentukan untuk memahami mengapa jiwa dibutuhkan dan di mana ia tinggal?

Pada tahun 2012, ilmuwan Jerman, yang terkenal dengan kecerdikannya, berupaya mencari tahu di mana tepatnya jiwa berada. Mereka mengumpulkan sekelompok orang yang mengalami emosi yang kuat - kecemburuan, cinta tak berbalas, kerinduan akan orang yang dicintai. Nuansa sekecil apa pun dalam pembacaan instrumen diperhitungkan. Orang Jerman tidak pernah membuktikan kebenarannya, tetapi mereka menyadari bahwa hampir semua orang, tanpa kecuali, merasakan sakit di dada. Tepatnya di tempat kelenjar getah bening dan ulu hati berada. Rupanya, sistem limfatik memiliki fungsi yang sampai sekarang tidak kita ketahui - kontrol atas keadaan pikiran dan kualitas manusia. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada. Tidak semua peneliti setuju dengan pernyataan ini. Namun bagaimana “jiwa menjadi sia-sia”? Adakah zat yang ketakutan dan bergerak ke bawah sistem limfatik ke ekstremitas bawah? Ini layak untuk dipikirkan.

Darah yang ada di mana-mana

Orang Amerika yakin bahwa kedudukan jiwa adalah darah. Orang yang menerima transfusi berubah secara eksternal dan internal. Tinggi badan mereka mungkin bertambah, gaya berjalan mereka mungkin berubah, dan bentuk wajah mereka mungkin berubah. Misalnya, dokter militer Alexander Litvin menjalani transfusi darah. Donornya adalah orang yang berbeda. Dan seiring berjalannya waktu, tubuh pahlawan kita mulai berubah. Ia tumbuh 4 sentimeter, bertambah 5 kilogram, ia mulai memiliki ingatan orang lain, bahkan daun telinganya pun berubah bentuk. Mungkinkah kualitas psikologis dan fisik pendonor dapat ditransfer ke seseorang bersama dengan darahnya? Jadi jiwa tinggal di dalam darah?

Transplantasi organ

Amerika Serikat telah lama memantau warganya yang telah menerima transplantasi bagian tubuh dari donor. Orang lanjut usia yang menerima organ yang lebih muda diteliti dengan cermat. Para ilmuwan terkejut ketika menyadari bahwa karakter pasien mulai berubah. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa jaringan manusia itu cerdas dan memiliki karakter tersendiri. Artinya, organ-organ mulai mengubah lingkungan asing, sehingga pembawanya mulai berperilaku berbeda. Orang-orang merasakan gelombang kekuatan dan energi, mereka memiliki hobi baru dan lingkaran kenalan yang berbeda. Apa ini? Mungkinkah, bersama dengan satu partikel organisme, seseorang menerima sebagian kecil dari jiwa orang lain?

Kesimpulan

Kita mungkin tidak akan pernah tahu berapa berat sebuah jiwa. Apalagi tingkat keparahan dan volumenya berbeda-beda tergantung pemiliknya. Ahli resusitasi terkenal Artem Lugovoy mengklaim bahwa DNA dapat menjadi pusat jiwa. Ini adalah struktur berenergi tinggi yang, dengan satu set kromosom, membuat kita benar-benar berbeda. Artinya setiap sel tubuh kita bisa diisi dengan jiwa. Lalu bagaimana cara keluarnya dari tubuh? Ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Artinya, banyak penemuan baru yang menarik menanti umat manusia di masa depan.

Dan apakah di dunia ini kita secara fisik merasakan substansi tertentu yang menghubungkan kedua dunia, yang keberadaannya mungkin terjadi di kedua sisi keberadaan?

Banyak orang mungkin sudah menyadari bahwa unsur atau substansi tersebut adalah jiwa, sebuah konsep metafisik yang belum dapat dibuktikan atau dibantah oleh siapapun. Kita akan membicarakannya, sayangku, jiwa manusia. Mari kita coba memahami apa itu jiwa, apa sifatnya, apa tujuan dan hakikat jiwa manusia.

Dunia transendental hipotetis yang berada di luar batas keberadaan duniawi diragukan bagi kebanyakan orang. Perlu dicatat bahwa bahkan fisikawan teoretis, yang sebagian besar menganut pandangan materialistis, mengakui multivarian pengukuran dan keberadaan bentuk kehidupan lainnya. Di antara saudara-saudara terpelajar banyak yang mengimani Penyelenggaraan Tuhan. Oleh karena itu, para skeptis yang terkasih, sebelum Anda mulai dengan tegas menyangkal segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kerangka logika yang Anda kenal, ingatlah - segala sesuatu di dunia ini relatif! Lebih dari sekali asumsi paling luar biasa telah terkonfirmasi.

Agar tidak menyakiti atau menyinggung orang-orang yang beriman kepada Tuhan, maupun orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, dengan alasan selanjutnya, pembaca disarankan untuk mengklasifikasikan cerita ini sebagai genre fantasi, yang mungkin tidak ada hubungannya dengan kenyataan yang sebenarnya.

Banyak orang, yang berjuang untuk mendapatkan keuntungan sesaat yang benar-benar dapat dicapai, rela mengikuti logika pepatah terkenal: “Hidup di sini dan saat ini”, “Ambil segala sesuatu dari kehidupan”, yang telah menjadi kredo hidup mayoritas, tidak hanya mereka yang menganut pandangan masyarakat yang atheis, tetapi juga mereka yang hanya mengakui keberadaan Tuhan yang imannya tidak dibentuk menjadi gambaran konkrit tentang alam semesta. Mereka mengambil lebih dari yang mereka butuhkan, tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi nanti, setelah kematian fisik, dan menganggap diri mereka realis, mengaku sebagai orang pintar, yakin akan kebenaran visi mereka tentang dunia, yang pada dasarnya adalah kebenaran. keyakinan buta pada Chance. Keyakinan lain apa pun bagi mereka adalah khayalan orang-orang yang berpikiran lemah, tetapi tanyakan kepada mereka: “Mengapa tidak ada jiwa dan Tuhan”? Sebagai tanggapan, Anda akan mendengar: "Karena itu tidak realistis dan itu saja!"

Itu bisa dimengerti. Bagi ateis, hidup seperti ini nyaman, sederhana, dan yang terpenting, dapat dimengerti dan menyenangkan. Mereka takut menjalani hidup dengan sia-sia, tanpa mengambil darinya apa yang dianggap berharga dalam pikiran mereka. Mereka ingin memiliki “burung di tangan” (surga sementara di dunia), dan “pai di langit” (surga abadi) hanyalah mitos bagi mereka. Mereka lebih suka menganggap diri mereka sebagai dewa dan intisari dari kehendak tertinggi, dan bukan Pikiran Tertinggi yang mistis. Anda dapat berdebat dengan kategori orang-orang ini tentang topik metafisik selamanya dan tidak berhasil, seolah-olah Anda harus menjelaskan kepada orang yang terlahir buta semua kerusuhan warna di alam, yang tidak dapat dia lihat dan hanya dapat dia percayai. atau tidak percaya akan keberadaan mereka. Atheis adalah anak-anak sistem, yang telah menyerap pandangan materialistis dengan “air susu ibu” mereka, yang hanya dapat diubah oleh fakta-fakta yang tak terbantahkan, keajaiban atau keadaan darurat.

Nilai-nilai orang yang beriman kepada Tuhan tidak ditemukan dalam kehidupan ini, melainkan dalam kehidupan yang dimulai setelah kematian. Dalam keadilan, perlu dicatat bahwa kebanyakan dari mereka sama sekali tidak bodoh, seperti yang diyakini beberapa orang, dan jauh dari malaikat, berkobar dengan cinta yang murni dan tanpa pamrih kepada Sang Pencipta dan tidak mengharapkan untuk menerima apa pun sebagai imbalan atas cinta mereka. Mereka adalah orang-orang biasa yang berjuang untuk memperoleh manfaat utama mereka, tetapi hanya pada akhir perjalanan duniawi mereka dan dalam jumlah yang tak terbatas. Logika tindakan mereka ditentukan oleh pilihan yang mendukung kebahagiaan abadi yang dijanjikan oleh Tuhan dan ketakutan normal akan kehilangan “bonus surgawi” ini. Artinya, setiap orang memiliki strategi hidupnya masing-masing, tapi “tempat” apa yang pertama-tama dia pilih? Jawabannya jelas - dengan bijak. Dan tidak apa-apa! Pikiran di dunia fisik yang berbahaya harus memainkan peran yang menentukan, jika tidak, seseorang tidak akan bertahan hidup. Dan setiap makhluk rasional berjuang untuk kehidupan yang baik dan aman. Intinya adalah bahwa beberapa memilih kehidupan jangka pendek dengan akhir yang jelas dari segalanya, yang lain mengandalkan Yang Mutlak - keabadian jiwa dan kebahagiaan yang tak terukur.

Untuk meringkas bagian pendahuluan, kita dapat meringkas sebagai berikut: beberapa orang percaya bahwa gambaran alam semesta yang sangat kompleks, akurat, dan indah muncul sebagai akibat dari “tumpahan warna” yang tidak disengaja, yang pada gilirannya secara ajaib tiba-tiba terwujud dan terstruktur dalam Ketiadaan Absolut yang asli. , yang lain yakin bahwa Alam Semesta adalah Ciptaan Seniman yang tidak dikenal. Dalam hal ini, tidak ada gunanya meyakinkan siapa pun dalam masalah keimanan. Namun, ada kemungkinan untuk berspekulasi tentang topik-topik abadi, tidak hanya menggunakan dugaan yang berasal dari pandangan agama, tetapi juga asumsi yang didasarkan pada teknologi nyata.

Hakikat jiwa adalah informasi. Jadi, tentu saja tidak ada yang akan menyangkal fakta nyata bahwa seseorang adalah pembawa biologis informasi dalam jumlah yang tidak terbatas, yang persentasenya tidak diketahui tergantung pada kesadaran dan kepribadiannya. Dengan kata lain, “aku” pribadi dapat diungkapkan sebagai informasi yang merupakan inti dari esensi kita. Asal usul, pembentukan, dan evolusi “inti-I” ini terjadi melalui sintesis dengan zat lain, bukan dari keberadaan kita, yang mungkin bersifat informasi energi.

“Semuanya digantikan oleh otak,” katamu. Tidak semua! Otak manusia hanyalah sebuah biokomputer yang ditempatkan di tengkorak, sebuah “mesin logis” yang mengecualikan segala sesuatu yang tidak dapat dirasakan atau bersifat irasional, banyak variabel yang tidak diketahui. Otak kita tidak diragukan lagi adalah alat yang ampuh, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa otak hanya memberi kita alasan, memungkinkan kita berpikir rasional dan logis, tetapi inilah beberapa perasaan... diragukan bahwa otak dapat secara mandiri menghasilkan perasaan sembrono. , kemarahan atau keinginan untuk menyelamatkan nyawa orang lain, mengorbankan nyawa sendiri, dll. Tampaknya yang menjadikan seseorang manusia bukan hanya otaknya, tetapi juga sesuatu yang lain. Mungkin ini seperti kode program yang membuat semacam koreksi bawah sadar, sebagai akibatnya kita menjadi sadar akan diri kita sendiri dan menjadi makhluk hidup yang cerdas, dalam arti sebenarnya, diberkahi dengan emosi, kebebasan, dan keinginan. untuk membuat? Anda dapat menyebut kode ini secara berbeda - “virus pikiran”, “radikal bebas” atau yang lainnya; dalam agama, zat misterius ini disebut jiwa.

Apakah jiwa manusia itu? Apa hakikat jiwa? Dari berbagai sumber, termasuk alkitabiah, jiwa adalah hakikat manusia. Pengertian seseorang dipahami bukan sebagai biologis, tetapi sebagai esensi moral, informasional (spiritual). Tubuh hanyalah cangkang fana, wadah bagi jiwa. Jiwa, pada gilirannya, adalah saluran informasi yang menghubungkan dunia ini dan dunia yang lebih tinggi, tempat kita memperoleh cinta, energi kreatif, dan tempat kesadaran kita bergerak setelah kematian. Atau jiwa adalah “paket” perasaan dan hukum yang lebih tinggi yang menjadikan kita manusia, dan bukan biorobot dengan pikiran dingin, semacam gudang energi kehidupan, Sabda dan Cahaya Tuhan, segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan konsep. dari kategori ilahi. Jiwa adalah seorang navigator, yang menunjukkan jalur perkembangan tertinggi. Mungkin jiwa sekaligus merupakan navigator, gudang dan jembatan antar realitas.

Sebuah analogi kasar muncul dengan sistem operasi komputer dan serangkaian rutinitas sistem lainnya, serta listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan komputer. Tanpa jiwa dan roh ilahi, seseorang ibarat komputer “mati” tanpa data digital atau catu daya.

Ilmu pengetahuan belum mampu memahami struktur jiwa dan mengisolasinya ke dalam matriks yang terpisah dari tubuh. Bahkan tidak jelas di mana letak jiwa di dalam diri kita. Namun, meski minim pengetahuan ilmiah, adalah bodoh jika mengingkari keberadaannya secara teori, serta potensi peluang di masa depan untuk belajar “mengemas” “aku” manusia ke dalam “file” tertentu.

Tentu saja, banyak warga yang skeptis yang akan menganggap analogi antara manusia dan komputer tidak benar atau akan dengan tegas mendefinisikan semua hal di atas sebagai omong kosong. Untuk berjaga-jaga, “orang pintar” ingin mengingatkan Anda bahwa semua yang disebutkan dalam artikel ini hanyalah khayalan yang memang seharusnya terjadi. Hipotesis ini tidak lebih delusi daripada hipotesis ilmiah apa pun tentang asal usul alam semesta yang acak, yang tidak membawa kita lebih dekat pada pemahaman akan kebenaran. Dalam sains secara umum, versi mengenai masalah ini seringkali berubah.

Jiwa adalah esensi dan jalannya menuju keabadian. Setelah menerima gagasan bahwa jiwa adalah informasi, dan tubuh manusia adalah pembawanya, kita mengajukan pertanyaan: “Mungkinkah landasan spiritual kita bergerak keluar dari tubuh dan dunia? adanya mekanisme tersembunyi dalam diri kita yang menjamin transaksi ini, pengaktifannya terprogram dan terjadi, misalnya, pada saat nilai minimum yang diperbolehkan dari aktivitas kerja otak tercapai, atau ketika otak dimatikan atau dihancurkan sepenuhnya" ? Pertanyaannya pada dasarnya bersifat retoris. Jawabannya jelas - tentu saja ya! Kehadiran bioteknologi seperti ini sangat mungkin terjadi. Bagaimanapun, manusia telah belajar mengirimkan informasi “melalui udara” (Wi-Fi, teknologi Bluetooth), meskipun hal seperti itu bahkan tidak terpikirkan 100 tahun yang lalu.

Ada banyak bukti “keluarnya tubuh” secara sadar (ke alam astral) para yogi India, serta orang-orang yang berada dalam kondisi kritis. Orang-orang yang mengalami kematian klinis berbicara tentang mempertahankan kesadaran mereka dan melakukan perjalanan melalui terowongan misterius, di ujungnya terlihat cahaya damai. Penjelasan fenomena halusinasi yang diduga timbul akibat keracunan tubuh dengan racun kadaver dan apa yang disebut penglihatan tubular tidak dapat disangkal. Diragukan bahwa, akibat keracunan dengan racun yang sama, dalam semua kasus, orang yang “mati” akan mengalami “efek visual” yang sama (mengamati diri mereka dari luar), memandang kehidupan mereka seperti film, bertemu dengan kerabat yang telah meninggal dan “ lihat” penglihatan yang serupa.

Lalu mengapa kaum materialis begitu kategoris dalam menyangkal jiwa dan pergerakannya setelah kematian ke dunia atau dimensi lain? Orang-orang, kemudian, dapat mengoperasikan Bilangan dengan berbagai cara, tetapi Orang lain, bahkan secara teoritis, tidak mampu melakukan operasi serupa dengan jiwa kita? Apakah kehidupan berakal benar-benar mungkin terjadi hanya dalam satu bentuk yang kita kenal? Atau mungkin kita adalah ciptaan ras abadi yang lebih tinggi yang ada di luar waktu dan materi, dan kita dikirim ke Bumi untuk menjalani pelatihan, untuk mendewasakan jiwa kita di sekolah kehidupan, dan mereka yang telah “belajar” dengan bermartabat mendapatkan a kesempatan untuk hidup kekal? Biarkan semua orang menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan ini.

Melanjutkan “melukiskan” gambaran imajiner, mari kita coba membayangkan dunia akhirat, di mana, menurut orang-orang beriman, jiwa berakhir di akhir perjalanannya di dunia. Kami tidak berbicara tentang mencari bukti realitasnya - selama hidup pada prinsipnya tidak mungkin melakukan ini (setidaknya, sains tidak bergerak ke arah ini), seperti yang mereka katakan: “Sampai Anda mati, Anda tidak akan memeriksa apakah ada adalah surga atau neraka.” Segala pertimbangan mengenai “topik akhirat” dianggap oleh orang-orang non-religius sebagai abstraksi murni. Namun, pemikiran fantastis apa pun bisa berubah menjadi kenyataan obyektif. Selain itu, ada kemungkinan bahwa realitas kita sebenarnya hanyalah salinan yang menyedihkan dan terdistorsi dari Wujud Ideal yang sebenarnya. Seperti apa akhirat nanti, yang setelah kehidupan duniawi menjadi tempat perlindungan jiwa yang abadi?

Mari kita mulai dengan hal utama. Segala sesuatu mempunyai akar permasalahan. Tanpanya, tidak ada yang akan muncul dengan sendirinya. Apapun operasi yang Anda lakukan dengan angka nol, tanpa satuan hasilnya akan selalu nol. Artinya, dalam Ketiadaan primordial absolut, sebuah “bilangan” tidak dapat muncul dengan sendirinya; harus ada akar permasalahan, yang bertindak sebagai sebuah unit, semacam kekuatan yang membuat partikel-partikel tersebut bergerak. Berdasarkan premis ini, mari kita asumsikan keberadaan Operator, Penulis, Supermind, atau Pencipta segala sesuatu. Dia memiliki banyak nama, tetapi ada satu konsep yang luas dan umum - Tuhan. Mari kita anggap remeh Dia. Untuk tujuan apa Dia menciptakan Dunia? Mungkin dengan cara yang sama yang digunakan orang kreatif untuk menciptakan ciptaannya, yang melaluinya ia mengekspresikan energi kreatif batin, cinta, atau pengalaman lain yang mengalir dari jiwa. Mungkin Sang Pencipta ingin menciptakan kemiripan dengan cita-cita itu, kebahagiaan tanpa akhir, yaitu Dia sendiri, dan salinan kecil dari Yang Asli ini bukanlah tubuh material sama sekali, melainkan zat lain yang ada di dalam diri kita dan membentuk esensi kita - roh. , jiwa, pikiran. Lagi pula, jika seorang pencipta manusia memutuskan untuk menciptakan rupanya sendiri, pertama-tama itu berarti landasan rasional yang paling dekat dengan aslinya (kecerdasan buatan) dan terkandung dalam kerangka logika manusia. Shell tempat entitas yang dibuat akan ditempatkan bersifat sekunder.

Janganlah kita terjebak dalam memahami Rencana Tuhan, yang mungkin tidak akan pernah dipahami oleh manusia. Tema cerita ini adalah upaya menghadirkan jalan dan hakikat jiwa.

Banyak sumber agama yang mengatakan bahwa di “dunia lain” ada kehidupan yang kekal. Mengapa tidak? Manusia juga berjuang untuk keabadian, dan salah satu konsep hipotetis ke arah ini adalah perpindahan kesadaran dari tubuh yang sekarat ke sesuatu yang baru, idealnya sesuatu yang abadi. Apa yang tidak hancur oleh waktu? Hanya mereka yang tidak berwujud yang tidak takut pada waktu.

Jika dunia lain tidak bersifat material, maka logika lain berlaku di sana, tidak tunduk pada hukum fisik keberadaan kita. Mungkin, tidak ada aliran waktu yang kita kenal; segala sesuatu yang abadi mengecualikan kebutuhan akan kategori ini.

Kehidupan duniawi harus dianggap sebagai sekolah atau tempat ujian di mana seseorang diuji. Hanya orang yang lulus ujian dengan terhormat dan bermartabat yang masuk ke dalam kerajaan Tuhan yang disebut surga. Semakin banyak jiwa menjauhi Tuhan di “pintu keluar”, semakin tinggi dan dekat ia akan naik ke Tuhan. Dan sebaliknya: seseorang yang telah mengumpulkan sejumlah besar dosa (kejahatan) selama hidupnya, seseorang yang distorsi standar absolutnya (Tuhan) terlalu besar, akan masuk neraka. Dengan kata lain, kita semua melewati sebuah saringan, yang tujuannya adalah untuk mencegah kejahatan masuk surga. Struktur model wujud ini dari posisi rasional cukup dapat dipahami dan dijelaskan. Untuk menciptakan dan melestarikan struktur ideal tanpa batas waktu, segala sesuatu di dalamnya harus sesuai dengan gagasan, yaitu cita-cita, gambar model. Segala kekurangan tidak dapat diterima. Misalnya, untuk mengembangkan dan mengimplementasikan suatu proyek, Anda hanya memerlukan apa yang sesuai dengan idenya. Segala sesuatu yang tidak perlu dan berpotensi membahayakan diklasifikasikan sebagai sampah yang termasuk dalam tempat sampah. Ini adalah prinsip program antivirus yang melindungi sistem operasi komputer dari kode berbahaya. “Tempat sampah” tempat jiwa-jiwa kotor berakhir adalah neraka. Kejahatan terkonsentrasi di sana, sampah, yang tidak memiliki tempat di surga, di kerajaan kebahagiaan abadi. Di bagian paling bawah dari "keranjang neraka" orang-orang yang paling berdosa dihancurkan di bawah beban kegelapan yang berat. Dapat diasumsikan bahwa siksaan neraka utama yang dialami oleh orang-orang berdosa, yang dikutuk oleh orang-orang berdosa, terletak pada kesadaran akan nasib mereka untuk selamanya tetap menjadi sampah dalam kegelapan dan tidak adanya prospek cerah.

Anda harus memperhatikan keberadaan hierarki surgawi di dunia selanjutnya. Itu wajar dan mutlak diperlukan. Ketika tidak ada hierarki, maka tidak ada struktur, dan ini menciptakan kekacauan. Tanpa hierarki, keteraturan yang menjamin kekuatan sistem tidak akan tercapai. Di puncak piramida, di Tahta Tuhan, ada orang-orang yang paling dekat dengan Tuhan - Seraphim, Kerub, dan Tahta, dan di bawah, dalam urutan menurun, masing-masing mengambil tempatnya sesuai dengan tingkat keserupaan dengan Tuhan. “Zero Horizon” adalah tempat penantian hingga Penghakiman Tahta Putih, di mana, tampaknya, jiwa orang mati pada awalnya berakhir (menurut versi Katolik, mereka menjalani api penyucian, penyaringan atau pemurnian), di bawahnya ada tujuh tingkatan. (lingkaran) neraka “masuk ke minus”.

Ini mungkin inti dari jiwa manusia dan jalannya yang berduri menuju keabadian. Secara pribadi, bagi saya, penulis esai ini, versi tatanan dunia di atas sepertinya tidak gila sama sekali. Sebaliknya, keyakinan akan tidak adanya Pikiran Tertinggi atau Penyebab segala sesuatu dianggap sebagai khayalan yang jauh lebih besar. Bagaimanapun, jauh lebih manusiawi untuk hidup, menaati hukum moral, menjadi penguasa jiwa Anda, dan bukan menjadi budak nafsu binatang, dan kemudian, setelah hidup, tiba-tiba kebahagiaan akan tersenyum pada Anda, dan semoga Anda tinggallah di dunia kebaikan dan cinta yang abadi dan penuh kebahagiaan. Pilihan ada padamu!

Apa itu Jiwa? Komponen Jiwa. Pengetahuan diri pribadi.

Di Bumi, hanya 2 persen orang yang berpikir, 3 persen berpikir,

dan 95 persen orang lebih memilih mati daripada berpikir.

B. Shaw

Setiap jiwa memiliki suara, getaran, dan dengan suara ini Anda dapat mengetahui segala sesuatu tentang seseorang. Dan dunia di sekitar kita bergetar dan bersuara dengan jiwa... Mereka tertarik pada suara kita. Jiwa – ini substansi medan, ini energi dan informasi (pengalaman). Ini adalah substansi individu yang menyimpan seluruh pengalaman seseorang, pengalaman semua inkarnasinya (Nasib, semua Batuan dan Batuan U - semuanya disimpan di sana). Oleh karena itu, Jiwa pun tumbuh dan berkembang secara bertahap dan pada akhirnya mempunyai beberapa komponen. Ada nuansa penting di sini.Tidak semua orang memiliki jiwa. Hanya manusia yang memiliki jiwa. Namun tidak semua orang adalah manusia. Hal lainnya adalah segala sesuatu memiliki Roh. Roh - inilah percikan ilahi yang utama, bagian alam semesta yang tanpa emosi, yang ada dalam segala hal. Jiwa bisa dihancurkan, Roh tidak bisa. Tubuh dikendalikan oleh Jiwa, Jiwa dikendalikan oleh Roh. Dan semua itu dikelilingi oleh CO-NEWS (Pesan Bersama dengan Para Dewa) dan hati nurani (sebagai kualitas moral seseorang). Tubuh kita 4 dimensi, Jiwa multidimensi, Roh tidak terukur, selalu ada dan tidak akan pernah mati. Tapi Jiwa bisa dicuri, dimakan, dijual, dibunuh...

Seseorang memiliki Jiwa 3 komponen. Ada suatu masa ketika seseorang memiliki Jiwa binatang, yang terletak di dalam perut.Bagian binatang dari Jiwa . Ini adalah program cybernetic untuk pengembangan individu tertentu untuk inkarnasi tertentu. Terkadang mereka mengacaukan astrologi dan jiwa. Ini hanyalah sebagian kecil saja. Terletak di bidang Dan-Tian bawah. Dominasi sebagian Jiwa binatang tidak memungkinkan seseorang untuk mengatasi dunia ilusi.Naluri, keinginan - semua manifestasi jiwa ini. Di sini pikiran tidak pernah lahir, ide tidak pernah lahir, dan pengalaman pribadi tidak pernah terakumulasi. Setiap orang memilikinya - hewan, tumbuhan.

Jiwa Psikis, atau emosional. Jiwa sensual, atau jiwa perasaan. Di sini pengalaman emosi, pengalaman, mimpi, dan sekaligus pengalaman pribadi terakumulasi. Letaknya kira-kira di daerah ulu hati. Bagian jiwa inilah yang menangis, menitikkan air mata, menjerit dan membentur tembok saat kita merasa tidak enak. Tingkat Jiwa ini memberi daya tarik pada pengalaman, emosi, dan kecerahannya. Di sini kita belajar mengelola emosi kita. Ini adalah momen penting dalam pendakian kami. Kunci untuk mengelola emosi Anda adalah keadaan cinta. Sebagian besar orang yang berjiwa hidup berdasarkan emosi. Di sini penting untuk belajar mencintai dengan benar, berpikir dengan benar - Anda tidak dapat melakukan ini tanpa berpikir. KARENA ITU - kami naik dalam perkembangan kami ke tingkat berikutnya:

Rasional bagian dari Jiwa. Menghubungkan tubuh kita dengan Roh kita. Letaknya kira-kira di tempat jantung berada, mungkin sedikit lebih tinggi. Jika Jiwa psikis menangis dan menjerit kesakitan, maka Jiwa rasional tidak punya waktu untuk mengeluarkan emosi - ia mencari jalan keluar dari situasi tersebut, ia mulai memahami apa yang terjadi pada kita. Gambaran Jiwa ini dapat digambarkan sebagai “cermin air murni”.

Dan di sini muncul pertanyaan:

Bagaimana Anda bisa melihat Jiwa Anda? Bagaimana cara menentukan apakah seseorang memiliki Jiwa?

Pertama, mari kita lakukan hal berikut. Tanpa melihat lebih jauh ke dalam teks ini, pertama-tama pejamkan mata Anda dan tanyakan pada diri Anda:dimana Jiwaku?? Kemudian Anda meletakkan tangan Anda di area di mana, menurut Anda, Jiwa Anda berada.Ingat atau lihat bagian Jiwa mana yang bereaksi terhadap berbagai peristiwa, di tempat mana sensasi berada di tubuh. Salah satu dari tiga bagian yang merespons adalah tempat kita meletakkan tangan kita. Kita lihat gambar, warna, bentuk apa yang kita lihat, apakah ada yang retak atau lebam. Seseorang melihat kristal, seseorang melihat burung, bunga, dan seseorang melihat seorang anak atau hanya seseorang. Semua ini akan menjadi kenyataan, masing-masing gambar ini melambangkan Jiwa kita. Biasanya berupa mutiara atau beberapa mutiara. Segera setelah kami memutuskan gambarnya, kami mengambilnya dan pindah ke tepi aliran mutiara, mengambil mutiara kami dan membenamkannya ke dalam aliran. Di sini, dalam aliran warna mutiara ini, lapisan-lapisan yang asing bagi kita tersapu dan milik kita dipulihkan. Di kedalaman ini terdapat ingatan leluhur kita, juga ingatan tentang siapa kita, apa yang bisa kita lakukan jutaan tahun yang lalu. Beginilah cara kita menyembuhkan Jiwa kita, membersihkannya, menghargainya, dan menghargainya.

Jika Jiwa memiliki gambar kristal – Ini berarti Jiwa telah mengumpulkan cukup banyak pengalaman, dan sekarang mulai mengkristal, mengubah kepribadian menjadi pemilik dengan kualitas khusus. ANDA menjadi elemen aktif Semesta. Bunga – berarti keterbukaan Jiwa, kesiapannya untuk transformasi lebih lanjut.Burung- P bentuk Jiwa yang bergerak, yang sudah mampu melakukan tindakan tertentu.Gambar anak kecil, bidadari, dewasa – berbicara tentang keadaan Jiwa yang sangat dewasa.

Keteduhan Jiwa juga penting. Dari bayangannya Anda dapat menentukan mengapa Jiwa datang ke dunia.Merah naungan - jiwa telah belajar hidup, menguasai ruang hidup. Kuning – kuasai apa yang disebut "psikisme": membiasakan diri, merasakan dunia ini, mengisinya dengan energi Anda. Kita belajar berinteraksi dengan energi psikis orang lain, makhluk lain di dunia sekitar. Dengan energi primordial - qi, ki, chi, prana. Kami telah belajar. Kemudian kita mengumpulkan ilmu, memahami bahwa energi bukanlah segalanya, kita juga membutuhkan informasi. Dan kemudian Jiwa memperolehnyakebiruan (surgawi) naungan. kehijauan – ruang emosional dan sensorik. Emosi yang tepat, perasaan yang tepat. Apakah aku mencintai dengan benar?Emas . Jiwa datang untuk mengabdi pada umat manusia, untuk memecahkan masalah umat manusia dan juga orang-orang tertentu. Ini adalah tingkat bodhis – mereka yang dengan sukarela menerima pengabdian kepada Kemanusiaan dan Kosmos.Merah Jambu – pelajari cinta yang benar, murni, ilahi. Jiwa belajar merasakan kelembutan terhadap semua makhluk hidup, melihat di dalamnya manifestasi Wujud. Ungu naungan - merasa seperti perpanjangan tangan Tuhan. Dia dan Tuhan adalah sesuatu yang Satu. Dan seseorang hidup sesuai dengan keadaan ini.Putih mutiara – kehadiran Jiwa tertinggi. Dia hanya hidup dan melakukan pekerjaannya dan tidak bertanya atau mencari keuntungan apa pun.Hitam – psikomatriks dunia lain: agresor, vampir, penyihir hitam, setan.*

Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang memiliki Jiwa?

Saya berada di medan perang. Aku juga sedang mencari sesuatu. Aku berjalan di antara reruntuhan, banyak senjata rusak, pedang dua tangan yang berat, helm, sisa-sisa baju besi, dan mendekati kerangka itu. Dia menarik perhatian saya karena alih-alih helm di kepalanya, atau lebih tepatnya tengkoraknya, dia punya panci besi, seperti yang biasa dimasak nenek saya di kompor Rusia. Kerangka dalam posisi setengah duduk. Saya mengerti bahwa saya perlu mengambil sesuatu darinya, sesuatu yang menjadi milik saya, tetapi saya tidak mengerti apa. Aku memandangnya lama sekali dan kemudian aku sadar. Sepotong diriku yang tersisa di dalamnya - jiwaku. Saya dalam hati berkata: "Jiwaku!" Dan kemudian bola matahari yang hangat seukuran bola tenis muncul di belakang dadanya dan sangat “bahagia” karena saya menemukannya. Saya mulai memanggil: "Ikutlah dengan saya," dan dia mencoba keluar dari peti, atau lebih tepatnya, itu seperti merembes ke dalam tulang, tetapi ternyata "keluar" hanya setengah jalan dan saya menarik ke arah saya dan bola sendiri meregang, tapi dadanya terlalu kuat dan tidak membiarkanku masuk. Kemudian muncul jawaban di benak saya: “Saya hanya bisa membebaskan diri ketika tulang saya membusuk, dan Anda masih belum memiliki kekuatan untuk menarik saya keluar,” dan bola ini menangis, tetapi tidak secara fisik, yaitu air mata tidak jatuh. itu, tapi mirip dengan ungkapan ketika mereka mengatakan "jiwa menangis" - ini tidak selalu disertai dengan air mata. Saya ingin kembali untuk mengambil bola ini, tetapi saya tidak tahu kapan harus melakukannya. Dalam satu atau dua tahun, atau, sebaliknya, tunggu dia terbang ke saya. Pada titik ini gambar tersebut menghilang.

Saya ingin menarik perhatian Anda (dan saya juga menulis kepada gadis itu tentang ini) bahwa Anda harus mengambil semuanya sekaligus, tidak ada waktu untuk menunggu, apalagi untuk kembali dalam 2 tahun. Jika Anda tidak bisa melakukannya sendiri, Anda perlu beralih ke seseorang yang bisa membantu, orang yang kompeten. Setelah itu saya menerima surat berikut darinya:

Halo Vedana!
Saya berhasil mengembalikan jiwa dari kerangka ke medan perang, tetapi dengan susah payah. Pada awalnya, dia (jiwa) “berpaling” sama sekali. Dia tersinggung oleh saya karena meninggalkannya kemarin dan tidak dapat dipercaya. Saya membujuknya, membelainya, dia bahkan menjadi gelap di beberapa tempat, tampaknya karena kesedihan. Ya, saya harus menggunakan bantuan suami saya (catatan Vedana: dia memiliki level 2), karena saya sendiri tidak dapat mengatasi peti itu, tetapi saya memotongnya sendiri dengan pedang perak, saya tidak memotongnya, tetapi Saya memotongnya, karena mudah masuk ke jaringan tulang. Kemudian peti itu terbuka seperti pintu dan jiwa terbang keluar dari penangkaran ke arah yang tidak diketahui. Saya harus menunggu sebentar sampai dia kembali. Dia kembali dengan cepat dan bersembunyi di balik perisai. Saya harus membujuknya untuk kembali lagi. Dia berhasil mengembalikannya setelah mencari apa miliknya dan apa yang mengganggunya. Benar, saya harus “berbicara” dengan kerangka itu. Saya belajar banyak hal menarik tentang barang-barang yang dia simpan. Besi cor mengandung cairan, yang diuapkan untuk memudahkan transportasi. Jika perlu, Anda bisa menuangkan air ke dalam panci besi dan menggunakan minuman ajaib. Ini memberi kekuatan pada pejuang, menghilangkan rasa lelah, dan memberi mereka semangat yang baik. Cairannya tidak berbau, bening seperti mata air, tapi ada satu nuansa. Saat membuatnya, pada tahap terakhir, 3 hingga 5 tetes minyak diteteskan ke dalamnya, warna dan baunya mirip dengan bunga mawar. Artinya, warnanya pink lembut dan berbau seperti bunga mawar, namun tidak berbau menyengat. Itu tidak mengubah sifat luar air, serta baunya, tetapi memberikan sifat yang luar biasa dan ada juga tas jenis sachet berisi rumput kering yang dihancurkan. ini membantu mengatasi diare. Pejuang juga manusia dan apa pun bisa terjadi di sepanjang jalan. Di bawahnya juga ada rantai emas dengan liontin berbentuk hati. Ini adalah kenangan akan kekasihnya. Saya hampir tidak “mencari tahu” apa yang perlu dilakukan. Ternyata Anda perlu menurunkan rantai itu ke aliran pegunungan, dan dia akan menemukan pemiliknya. Dan tanpa prosedur ini jiwa tidak mau pergi. Setelah saya menerima kembali bagian jiwa saya, tidak ada lagi pertempuran yang tersisa di lapangan, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Hanya dataran tinggi pegunungan yang ditumbuhi rerumputan hijau lembut. Saya bahkan tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika saya mencoba kembali menemuinya dalam satu atau dua tahun. Kemungkinan besar, dia tidak akan menemukannya, dan jika dia menemukannya, itu akan sangat terlambat, karena hanya satu hari telah berlalu, dan dia tidak percaya padaku bahwa aku akan kembali untuknya.
Benar, pada awalnya, hanya beberapa detik setelah dimulainya meditasi, saya melihat sebuah sungai dan seorang lelaki tenggelam di dalamnya, tetapi tidak ada yang tertarik padanya. Sebaliknya, ini adalah pemandangan yang menjijikkan. Dan saya mulai berjalan menyusuri jalan setapak di sepanjang sungai, tetapi suami saya meminta saya untuk kembali dan melihat lagi apakah ada tanda-tanda adanya jiwa. Aku kembali, dan ternyata sebagian jiwaku juga tersembunyi dari pengintaian. Dia didorong oleh rasa tanggung jawab. Dia harus melindungi tubuh dari pembusukan agar diperhatikan dan pada saat yang sama perlu untuk menyampaikan beberapa hal yang terletak di sebelahnya. Dia memeriksa semuanya dengan sangat hati-hati, merasa puas dan menyebarkannya ke seluruh tubuh saya. Kami juga berhasil mengambil barang-barang kami. Lembaran dengan tulisan, huruf sangat rapat dan sangat menguning, bahkan tidak di atas kertas, tetapi di kulit binatang, disimpan dengan sangat hati-hati di kompartemen rahasia, tongkat dari berbagai jenis kayu, tetapi tidak bernilai khusus, karena metodenya pembuatannya tertulis pada lembaran-lembaran ini, 5 buah batu, 2 buah berwarna putih, 1 buah berwarna hitam berurat coklat dan abu-abu, 2 buah berwarna abu-abu, 2 buah uang logam emas besar bergambar suatu penggaris. Batu-batu tersebut dimasukkan ke dalam tas kanvas dengan sulaman simbol berwarna merah dan tas diikat dengan benang. Penyebab kematiannya: gangguan jantung saat mengarungi, itulah sebabnya ia tenggelam.
Sensasi fisiknya adalah sebagai berikut: rasa penuh di dada, tetapi tidak berat, kehangatan yang menyenangkan setinggi ulu hati, perasaan tenang dan percaya diri.
Nikolai dan saya juga menghabiskan waktu. Ketika saya menoleh ke Dazhdbog, saya menemukan di tangan saya sebuah apel merah matang, baru saja dipetik dari pohonnya.

Ini adalah praktisi tingkat lanjut kami di tahap pertama... Orang-orang sekarang semakin sadar dan mulai merasakan kemampuan, mengingat inkarnasi masa lalu, kesadaran akan kesalahan datang, sehingga membebaskan diri dari beban dan bergerak maju. Nah, kami juga tidak tinggal diam, jadi kami akan melanjutkan penyelidikan di mana Anda bisa kehilangan jiwa, sehingga Anda bisa membantu diri Anda sendiri. Jadi.

pegunungan, pekerjaan bawah tanah, gua, gletser , di mana jiwa Anda secara tidak sengaja terjebak selama ribuan tahun.

Dataran bersalju, semuanya tertutup salju, gubuk tanpa jendela . Kami masuk ke dalam gubuk, yang menarik kami ke arah dirinya sendiri; di sepanjang dinding ada bangku-bangku, di mana bayangan berada. Hal ini menunjukkan bahwa teman dan kerabat yang telah meninggal membawa sebagian jiwa Anda bersama mereka ketika mereka pergi, misalnya, bersama dengan emosi Anda di pemakaman. Dan seringkali orang “melekat” pada peti mati. Seringkali seseorang tertarik ke kuburan karena orang mati tertarik pada orang hidup. Jadi, saat melakukan latihan mengumpulkan Jiwa dan menemukan diri Anda di tempat seperti itu, ucapkan 9 kali kepada semua “bayangan” sekaligus: “ambil milikmu, kembalikan milikku.”

Lava di bawah tanah , yang mendidih. Ada entitas tipe kelelawar di sekitar. Inilah orang-orang yang memakan jiwa-jiwa. Dan di dalam lelehan itu ada jiwamu atau orang yang jiwanya kamu datangi. Ini adalah api penyucian yang dibicarakan dalam buku-buku agama. Panggil jiwamu, perlahan ia akan muncul dari paduan ini dan terhubung denganmu.

Ada juga kasus ketika Anda mulai mengumpulkan jiwa Anda, dan segera dibawa dari bumi ke luar angkasa, dan Anda menemukan diri Anda berada di planet yang Anda akui sebagai milik Anda, tempat Anda pernah tinggal dan meninggalkan sebagian jiwa Anda. Ambil. Biasanya, planet-planet ini telah mengakhiri keberadaannya.

Tenggelam. Jika Anda tenggelam, misalnya bersamasekali dengan kapal, jiwa tetap di sana.

Kabut - manifestasi dunia angkatan laut. Melalui kabut Anda secara bertahap dapat melihat beberapa garis besar - tanaman, pohon, bangunan.

Pemakaman dengan penguburan di dalam tanah dan pendirian monumen . Tidak semua orang tahu berapa banyak bagian Jiwa dari kehidupan masa lalu yang terkubur di dalam tanah dalam inkarnasi sebelumnya. Inilah yang disebut pemakaman. Dari kedalaman 2 meter, Jiwa naik ke permukaan selama kurang lebih 300 tahun. Sepanjang waktu dia berada di bawah tanah, dia terbuang sia-sia. 60 persen Jiwa terakumulasi selama 300 tahun ini (sekitar 6 inkarnasirata-rata, dia berubah selama 300 tahun ini), dan kemudian dia datang lagi ke dunia ini dan tidak lagi mempunyai kekuatan untuk hidup. Nenek moyang kita mempunyai pengetahuan yang mendalam. Setelah kematian, dilakukan ritual - Kroda, atau kadang disebut Krada - semacam dorongan energi yang memisahkan Jiwa dari tubuh melalui ritual kremasi. Semakin cepat tubuh hancur, semakin cepat Jiwa terbebas. Saat itu, para penjahat jahat dikuburkan di dalam tanah, dan tentunya di perbatasan, sehingga mereka bisa menjadi semacam tameng dari invasi asing.Artinya, jiwa diikat pada wilayah tersebut untuk tujuan keamanan.

Oleh karena itu, kita perlu mengumpulkan semua bagian Jiwa yang terkubur di atas inkarnasi, karena ini adalah pengalaman kita. Mungkin dalam beberapa inkarnasi, Jiwa ini lebih kuat daripada yang tersisa sekarang.

Mereka mengajukan pertanyaan-niat: “Jiwaku, kamu dimana?” Kami mencoba melihat diri kami sendiri (di kuburan, misalnya, atau di medan perang, atau di mana kami melihat kerangka - itu terjadi dengan cara yang berbeda) dalam inkarnasi masa lalu (ini dapat dilakukan dengan bantuan meditasi atau dengan bantuan peralatan Reiki ). Kami menyentuh diri kami yang dulu. Kami melihat Jiwa kami, membersihkannya aliran mutiara (pembersihan adalah suatu keharusan), mereka menghargainya dan membawanya ke diri mereka sendiri, sebagian Jiwa mengalir ke kita. Kami tidak takut untuk menyentuh diri kami yang dulu. Jika kita melihat Jiwa sudah banyak menderita, maka kita mencoba memutar ulang keadaan tersebut agar mendapatkan hasil baru dalam hidup ini. Temukan alasannya - pahami, sadari - putar ulang. Berikut adalah contoh dari latihan saya sendiri: Jiwa saya di kehidupan lampau mengalami banyak pengalaman pengkhianatan. Saya melihat diri saya dalam inkarnasi laki-laki, Eropa, abad ke-19, saya sedang mengendarai kursi malas dan tiba-tiba saya tiba-tiba menerima pukulan dengan benda tumpul tepat di jantung dan segera membunuh saya. Ternyata saat itu aku jatuh cinta pada seorang wanita muda kaya raya dan rasa iri temanku memunculkan rencana berikut: membunuhku, menikahinya, dan merampas kekayaannya. Jadi dia melakukannya. Dalam kehidupan ini saya terus-menerus diingatkan akan pukulan yang tumpul dan menyakitkan ininyeri periodik di jantung (obat tidak membuat diagnosis dan tidak menemukan apa pun) dan, terlebih lagi, nyeri periodik yang tidak masuk akal keluhan (selain yang dibenarkan).

Apa yang saya putuskan untuk lakukan? Memutar ulang. Saya mengendarai kursi malas, tetapi di jalan yang berbeda. Dan secara umum saya akan meninggalkan kota ini selamanya. Dan dia berharap temannya dari lubuk hatinya yang paling dalam bisa bahagia bersamanya. Jika dia bisa. Begini ceritanya. Sakit hatiku (tidak masuk akal) segera hilang. Sekarang tugasnya telah muncul: dalam kehidupan ini mengenali pengkhianat ini dan memaafkannya.

Orang sering bertanya kepada saya: bagaimana jiwa bisa tersesat atau terjebak di suatu tempat, karena ia adalah energi, dan jiwa adalah milik Tuhan? Ya, hal ini diyakini sebelumnya, agama dan literatur yang mendekati agama memberi tahu kita tentang hal ini. Teori adalah teori. Ketika Anda mulai berlatih, pengalaman Anda sendiri lahir dan teorinya tidak semuanya terkonfirmasi. Oleh karena itu, para pembaca yang budiman, saya selalu mendorong Anda semua untuk memeriksa semuanya berdasarkan pengalaman Anda sendiri. Bahkan informasi yang Anda baca di sini.

Ada ungkapan: “Jiwa tenggelam ke dalam tumitnya.” Ini berarti Jiwa telah meninggalkan posisinya yang biasa. Kita perlu mengembalikannya. Biasanya ini terjadi pada pria dengan keracunan alkohol parah. Omong-omong, dalam keadaan ini Anda bisa kehilangannya sama sekali, dan siapa pun bisa berpindah ke tubuh Anda. Pada wanita, hal ini dapat terjadi karena pukulan stres yang kuat: misalnya, sesuatu terjadi pada seorang anak atau orang yang dicintai.

Jebakan yang paling umum di mana Jiwa-Jiwa muda (terkadang tidak begitu muda juga) terjerumus ke dalamnya dan dalam prosesnya merusak dan kehilangan Jiwa mereka adalah apa yang disebut “hubungan jiwa”. Saya menulis di artikel bagaimana membangun hubungan dengan benar dan tidak merusak Jiwa Anda:

Jika seseorang mengatakan bahwa dia tidak tahu di mana jiwanya berada, maka ini mungkin berarti beberapa pilihan:

Ini berarti bahwa jiwanya begitu besar sehingga mustahil untuk merangkulnya; ia memilikinya hampir di mana-mana.

Jiwa kemudian mungkin berada di luar tubuh. Di sini kita bertanya pada diri sendiri: kapan hal ini terjadi? Sebelum lahir? Setelah? Kami berusaha menemukannya. Bisa di dunia Navi (dunia orang mati) dan di dunia Slavi (bagian Jiwa).

Tidak ada jiwa. Di sini seseorang tidak memiliki emosi, penglihatan, dia tidak mengekspresikan dirinya dengan cara apa pun, hanya sensasi sentuhan - tidur, makanan, keinginan binatang. Seringkali orang-orang seperti itu suka mengatakan “Saya hanya hidup sekali, setelah saya akan ada banjir.”

Jiwa tidak terlihat di cermin

Kami cantik pada intinya,oh bagaimana mengenali dirimu sendiri, katakan padaku?

Kami bercermin dengan sia-sia - masuktidak mungkin melihat wajah Jiwa.

Jiwa tercermin dalammata dan kata-kata yang tulus.

Seorang jenius tidak dapat memahaminya,Jiwa tidak terlihat di cermin...

Jiwa tidak mentolerir belajar, ohtidak menyimpan rahasia.

Dan hanya dalam inspirasi tentangCahaya memancar dari jiwa manusia.

Setelah memahami esensi sifatmu, ohmenahan nafsu duniawi,

Jiwa menjadi bebas danbahkan waktu melayaninya.

Namun jika hidup ini kelabu,Jiwa berada dalam cengkeraman mimpi buruk.

Itu akan runtuh tanpa Iman -Jiwa itu rentan dan lembut.

Biarkan seluruh dunia dijanjikan imbalannya,Jangan menipu jiwa Anda dalam hidup.

Jiwa gemetar karena kekudusan danbangkit dari CINTA!

* Sekarang untuk penjelasannya. Tempat Anda meletakkan tangan Anda pada awal latihan memeriksa Jiwa Anda berarti bagian mana dari Jiwa Anda yang sekarang dominan: hewani (dekat perut), emosional (di bawah hati) atau rasional (di atas atau dekat hati).

Vedana

Jika Anda tidak dapat mengumpulkan jiwa Anda sendiri, teman-teman terkasih, kami mengundang Anda ke seminar praktis “Penyembuhan Jiwa Pria dan Wanita”, di mana kami memulihkan keutuhan jiwa melalui teknik dan meditasi Veda kuno.